Antisipasi Paham Radikal, Sat Intelkam Polres Baubau Identifikasi Pesantren Al-Munawar

    Antisipasi Paham Radikal, Sat Intelkam Polres Baubau Identifikasi Pesantren Al-Munawar
    Anggota Unit IV intelkam Polres Baubau, Briptu Abdul Muis bersama Tenaga Pengabdian di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara Kecamatan Lakudo, Ustad Anang Dwi Saputra Depan Pondok Pesantren

    BUTON TENGAH - Antisipasi Paham Radikalisme, Satuan Intelkam Polres Baubau Unit Empat melakukan pertemuan dengan Tenaga Pengajar atau Tenaga Pengabdian di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara Kecamatan Lakudo, Ustad Anang Dwi Saputra, (18) yang berasal dari Suku LombokLombok,  selasa (24/08/2021). 

    Dalam rangka mengidentifikasi tenaga pengajar yang ada di Pondok Pesantren tersebut, Briptu Abdul Muis dari Unit IV mendapatkan informasi bahwa Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara dalam mengantisipasi paham radikal hanya mengajarkan masalah keyakinan secara bertahap. 

    "setelah kelas dua (2) tingkat SMA baru disampaikan pendalaman - pendalaman saat para santri bertanya pada kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari selasa dan juga sering menyampaikan kepada santri kelas 3 ( tiga ) bahwa setelah tamat dari pondok pesantren dan melanjutkan kuliah agar berhati - hati dalam pergaulan serta malakukan pengawasan terhadap tenaga pengajar karena santri pondok pesantren mudah diarahkan oleh pengajarnya apalagi kalau santri sudah senang dengan pengajarnya, " jelasnya. 

    Selanjutnya kata dia tenaga pengajar di Pondok Pesantren Al-munawwarah One Waara berjumlah sekitar 30 Orang terdiri dari 16 orang tenaga pengabdian dan selebihnya guru yang berasal dari luar pondok yang mengajar pelajaran umum.

    Muis juga menjelsakan sesuai pernyataan dari pihak pondok pesantren tenaga pengajar di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara berasal dari lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan Madura, Pondok Pesantren Arrisalah Slahung Ponorogo, serta alumni Ponpes modern Al-Syaikh Abdul Wahid Baubau, sesuai dengan jurusan masing - masing mengajar namun lebih banyak tenaga pengajar merupakan alumni pesantren semua, karena spesifikasi pondok pesantren Al-Munawwarah One Waara menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris, sehingga sulit mengajar apabila tidak memiliki dasar pesantren.

    "tenaga pengajar pengabdian di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara merupakan santri yang telah tamat setingkat SMA di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara namun wajib harus mengabdi selama 1 tahun mengajar karena apabila tidak melaksanakan pengabdian maka santri tersebut tidak diberi ijazah kecuali setelah selesai melaksanakan pengabdian, " jelasnya. 

    Selain itu kata dia Jumlah santri yang tamat setingkat yang diambil sebagai tenaga pengajar pengabdian di Al-Munawwarah One Waara hanya beberapa orang, sisanya ditugaskan untuk kuliah sekaligus mencari tempat mengajar diluar karena standar akademiknya tidak memungkinkan untuk mengajar ( lulus tapi tidak memungkinkan untuk mengajar ), standar mental dan akhlaknya cacat, ( nakal semenjak berada di pondok ) sehingga tidak masuk dari bagian itu, akan tetapi santri tersebut wajib melaksanakan pengabdian, dengan cara mencari tempat perkuliahan di luar dan mencari tempat pengabdian seperti mengajar di TPA atau TPQ dan setiap tiga bulan harus laporan di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara selama 1 Tahun.

    "jumlah tenaga pengabdian sebanyak 16 orang, sebagian besar alumni pondok pesantren Al-Munawwarah One Waara dan Alumni Pondok Pesantren Lombok sebanyak 4 orang yang ditugaskan untuk melaksanakan pengabdian selama 1 tahun dengan tujuan agar silaturahmi tetap terjalin dengan Pondok Pesantren cabang pondok pesantren Modern Darussalam Gontor dan hal - hal baru yang ada di Pondok Pesantren lain mungkin bisa diterapkan di Pondok Pesantren Al-Munawwarah, "ungkapnya.

    "tenaga pengajar pengabdian di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara merupakan santri yang telah tamat setingkat SMA di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara namun wajib harus mengabdi selama 1 tahun mengajar karena apabila tidak melaksanakan pengabdian maka santri tersebut tidak diberi ijazah kecuali setelah selesai melaksanakan pengabdian, " tambahnya.

    Untuk diketahui Jumlah santri yang tamat setingkat yang diambil sebagai tenaga pengajar pengabdian di Al-Munawwarah One Waara hanya beberapa orang, sisanya ditugaskan untuk kuliah sekaligus mencari tempat mengajar diluar karena standar akademiknya tidak memungkinkan untuk mengajar ( lulus tapi tidak memungkinkan untuk mengajar ), standar mental dan akhlaknya cacat, ( nakal semenjak berada di pondok ) sehingga tidak masuk dari bagian itu, akan tetapi santri tersebut wajib melaksanakan pengabdian, dengan cara mencari tempat perkuliahan di luar dan mencari tempat pengabdian seperti mengajar di TPA atau TPQ dan setiap tiga bulan harus laporan di Pondok Pesantren Al-Munawwarah One Waara selama 1 Tahun.

    Buteng Sultra
    HARIANTO

    HARIANTO

    Artikel Sebelumnya

    Pembuatan Website Desa, Sekda; Ujung Tombak...

    Artikel Berikutnya

    Peringati Hut Pramuka Ke-60, Sekda Buteng:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Pimpin KTT World Water Forum, Panglima TNI Sambut Kedatangan Presiden Jokowi Di Bali
    Satgasud PAM VVIP KTT World Water Forum Amankan Wilayah Udara Bali
    Dandim 1715/Yahukimo Kunjungi Koramil 1715-03/Kurima Untuk Mengecek Perencanaan dan Persiapan Renovasi Kantor Koramil Kurima
    DPR Apresiasi Jenderal Sigit Atas Penghargaan Bagi Satrio 
    Kearifan Masyarakat Bali Sejalan dengan Semangat World Water Forum ke-10

    Ikuti Kami